Selama PARARA Youth Month, Parara juga mengadakan webinar yang melibatkan pemuda dari berbagai wilayah di Indonesia. Masing-masing pemuda dari tiap daerah cukup antusias terlibat diskusi dengan para narasumber yang diundang.
Pemuda menyadari banyak cara untuk melestarikan kearifan lokal, seperti budaya menanam padi dan ritual serta tarian yang dilakukan sebelum menanam padi. Mereka juga memberikan pelatihan media untuk mendokumentasikan kearifan lokal melalui podcast, Instagram, dan artikel. Salah satu pembicara berbagi upaya meningkatkan nilai makanan lokal melalui kedai kopi inovatif yang menyajikan camilan singkong dan minuman daerah.
Pemuda berbagi pengalaman pertukaran pemuda urban dan rural, yang menginspirasi kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi masalah bersama. Mereka juga meluncurkan buku yang berbagi pengalaman tersebut.
Pemuda menginisiasi inovasi pertanian berkelanjutan dan gaya hidup sehat, seperti pertanian organik dan kamp pelatihan untuk petani muda serta mempromosikan makanan lokal dan pertanian organik melalui media sosial.
Pembicara berbagi inisiatif pemuda dalam mengelola sampah di Taman Nasional Komodo dan mempromosikan sereal lokal seperti sorgum.
YafKam sebuah organisasi di Kabupaten Tambrauw, Papua, berbagi upaya mereka dalam membangun pasar lokal yang menampilkan makanan lokal. Simon Tabuni juga membagikan pengalaman mengembangkan toko buah dan sayur, Anggimart, di Manokwari, Papua.