cart

Buzzing with Purpose: Bagaimana Lebah dan Alam Menjaga Kehidupan Kita

June 4, 2025

Petani madu memanjat pohon tinggi untuk memanen madu dari Gunung Mutis di Pulau Timor (Foto: CIFOR-ICRAF)

Tema FAO untuk Hari Lebah Sedunia 2025, “Bee Inspired by Nature to Nourish us all (Terinspirasi oleh Alam untuk Menyehatkan Kita Semua)”1

Kita mengonsumsi madu di atas pancake, dalam teh, tetapi kita jarang menyadari pentingnya peranan pembuat madu, lebah, dalam ekosistem kita. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyatakan bahwa “Berkat lebih dari 20.000 spesies lebah dan berbagai penyerbuk liar lainnya, kita dapat memproduksi sebagian besar tanaman pangan yang kita konsumsi. Penyerbuk sangat penting bagi produksi pangan, 75% tanaman pangan di dunia bergantung pada mereka2.”

Madu juga kaya akan antioksidan dan zat antibakteri. Asia, termasuk Indonesia, merupakan habitat lebah raksasa Asia, Apis dorsata, yang sering hidup di sarang terbuka di pohon hutan dan membantu penyerbukan spesies pohon hutan. Sayangnya, lebah-lebah ini terdampak oleh perubahan iklim, konversi lahan dan hutan, serta faktor lain. Karena madu dikenal dapat meningkatkan kekebalan tubuh, madu palsu diproduksi secara massal di seluruh negeri. Hal ini terutama terjadi selama pandemi3.

Acara penutupan Hari Lebah Sedunia di PARARA Cafe, Jakarta Selatan (Foto: PARARA)

Pada 22 Mei, Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI), sebuah asosiasi yang terdiri dari 9 anggota di 7 pulau dan 1.500 petani, mengadakan serangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Lebah Sedunia, untuk menarik perhatian pada pentingnya penyerbukan lebah dan meningkatkan kesadaran tentang kontribusi madu bagi kesehatan manusia.

Lebih dari 70 pengumpul dan pengolah madu hutan, ilmuwan, dokter, organisasi masyarakat sipil, dan media hadir secara daring dan luring di PARARA Indonesian Ethical Store di Jakarta Selatan untuk mengikuti acara tersebut.

Pohon madu… Di Larantuka, Flores Timur, pohon madu dapat memiliki ratusan sarang lebah di atasnya (Foto: Eman Kelen)

Dr. Rika Raffiudin dari Universitas IPB (Institut Pertanian Bogor) membagikan penelitian pionir yang dilakukan pada spesies Apis dorsata di Indonesia, yang berpotensi menemukan spesies lebah baru, serta menekankan ancaman hilangnya habitat lebah dan kebijakan yang dibuat untuk melindungi situs sarang lebah. Ancaman hilangnya habitat lebah juga disuarakan oleh anggota JMHI di Riau (Wazar) dan Sumbawa (Junaidi) terkait konversi hutan menjadi perkebunan monokultur yang luas. Ironisnya, Dr. Eddy Kristianto membagikan potensi produk bernilai tambah dari madu, seperti anggur madu dan kombucha madu. Konversi hutan menjadi perkebunan akan menghilangkan potensi tersebut.

Setelah sesi berbagi pengetahuan, pembahasan beralih ke pasar dan jaminan. Susilo dari PT Talasi, pembeli produk alami berbasis di Bali, membagikan bagaimana perusahaan sedang berkembang dan minat untuk menerima dan memasarkan madu hutan dari wilayah tambahan semakin meningkat. Kementerian Pertanian (KemenTan) dan Kementerian UMKM juga memberikan masukan, dengan yang pertama membagikan persyaratan baru tentang pendaftaran veteriner dan yang terakhir menyatakan minat untuk berkolaborasi.

Lima (5) madu dari 5 pulau: Jawa, Borneo, Flores, Timor, dan Sumbawa (Foto courtesy of Eman Kelen)

Bapak Rasdi Wangsa memaparkan tentang Forest Harvest Collective Mark (FHCM), label hutan komunitas yang baru muncul, yang didirikan bersama petani dan komunitas untuk mempromosikan dan membangun kepercayaan antara konsumen dan pembeli produk hutan seperti madu.

Pertemuan ditutup dengan blind honey taste testing, yang mengungkapkan karakteristik jelas dari berbagai madu, dengan peserta membagikan rasa kompleks madu hutan [1] dibandingkan dengan madu kotak sarang yang lebih sederhana dan kurang kompleks yang dihasilkan oleh lebah Italia impor.

Bagi yang menghadiri JMHI World Bee Day untuk pertama kalinya, ini merupakan pengalaman yang membuka wawasan tentang pentingnya madu hutan dan urgensi melindungi habitat lebah asli. Bagi peserta yang kembali dan anggota JMHI, ini adalah waktu untuk memulihkan energi dalam perjuangan bersama dan merumuskan strategi untuk mengatasi tantangan serta memanfaatkan peluang. Bagi semua, ini tentu saja waktu untuk “Bee Inspired by Nature to Nourish us All

  1. Artikel diterjemahkan dari: https://ntfp.org/exchange_news/buzzing-with-purpose-how-bees-and-nature-sustain-us/ ↩︎
  2. https://www.fao.org/pollination/news/news-detail/fao-unveils-the-theme-for-world-bee-day-2025/en ↩︎
  3. https://www.tribunnewswiki.com/2020/11/10/pabrik-madu-palsu-di-banten-dibongkar-polisi-produknya-ternyata-bisa-sebabkan-kematian ↩︎
Copyright 2025 © Panen Raya Nusantara
crossmenu-circle linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram