cart

Energi untuk Negeri : Menjawab Tantangan Transisi

February 16, 2025

12 Februari 2025

PARARA Indonesian Ethical Store, Kemang, Jakarta Selatan

26 orang Offline ; 5 Orang Online

Trend Asia adalah organisasi kampanye untuk transformasi energi dan pembangunan berkelanjutan di Asia. Salah satu fokus kerja Trend Asia adalah energi terbarukan. Indonesia memiliki cadangan batu bara yang cukup besar (peringkat ke-4 di Asia). Hal ini menjadi isu penting untuk dikampanyekan agar pemanfaatannya dihentikan, mengingat dampaknya terhadap krisis iklim dan perubahan iklim.

Sektor energi, khususnya yang berbasis batu bara dan turunannya, merupakan penyumbang emisi terbesar dalam krisis iklim. Indonesia sendiri menempati peringkat ke-6 dunia pada tahun 2022 sebagai penyumbang emisi karbon dari sektor energi. Selain itu, dalam kurun waktu 2013–2022, Indonesia menempati peringkat ke-2 dunia dalam penyumbangan emisi karbon akibat alih fungsi lahan.

Sebagian besar tambang batu bara di Indonesia menggunakan teknik open-pit mining, yang menyebabkan perambahan hutan dan alih fungsi lahan secara masif. Batu bara yang ditambang digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), di mana batu bara dibakar untuk menghasilkan uap panas yang menggerakkan turbin dan kemudian dikonversi menjadi tenaga listrik. PLTU banyak terdapat di Pulau Jawa, sementara cadangan batu bara terbesar berada di Kalimantan dan Sumatera.

Saat ini, terjadi kelebihan pasokan listrik di Jawa, mencapai 40%, akibat banyaknya PLTU. Baik digunakan maupun tidak, kelebihan energi ini tetap harus dibayar, karena sebagian besar tenaga listrik dihasilkan oleh pihak swasta yang telah menjalin kerja sama dengan PLN. Beban pembayaran ini ditanggung oleh negara melalui APBN serta oleh masyarakat. Kondisi ini terjadi di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yang saling terhubung, sedangkan di pulau-pulau lainnya, jaringan listrik masih belum terintegrasi satu sama lain.

Perubahan iklim kini menjadi masalah global. Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon hingga 29% dengan usaha sendiri atau hingga 41% dengan bantuan internasional. Salah satu skema yang diusulkan adalah kemitraan transisi energi yang berkeadilan, yang bertujuan untuk memensiunkan PLTU yang sudah tua dan tidak lagi efisien. Penggantinya bisa berupa PLTU yang lebih baru atau dengan transisi ke energi terbarukan.

Energi terbarukan di Indonesia memiliki potensi besar, seperti tenaga air, tenaga surya, tenaga angin, dan panas bumi. Beberapa masyarakat yang tidak memiliki akses listrik dari pemerintah bahkan telah menerapkan penggunaan energi terbarukan secara mandiri.

Di beberapa lokasi, energi terbarukan sudah diterapkan dalam skala kecil, seperti di tingkat desa, sekolah, dan kecamatan. Pemanfaatan bendungan air, panel surya, serta tenaga angin telah berjalan dan menjadi solusi bagi daerah yang belum terjangkau oleh jaringan listrik nasional. Menariknya, sebagian besar lokasi yang menggunakan energi terbarukan justru merupakan wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar, di mana akses listrik dari PLN dan negara masih sangat terbatas.

Panas bumi juga merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang potensial. Namun, eksplorasi dan pemanfaatannya sering kali menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat, terutama karena cadangan panas bumi kerap berada di kawasan permukiman, hutan, atau wilayah lain yang memiliki nilai ekologis dan sosial yang tinggi. Oleh karena itu, pengembangan energi panas bumi masih menghadapi tantangan besar dalam memastikan penerapannya yang benar-benar berkelanjutan dan berkeadilan.

Copyright 2025 © Panen Raya Nusantara
crossmenu-circle linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram