Tanggal: 18 Oktober 2024.
Lokasi: Jakarta, PARARA Indonesian Ethical Store.
Acara Hari Pangan Sedunia ini mengumpulkan berbagai kelompok pemangku kepentingan untuk membahas masalah pangan yang mendesak di Indonesia dan mengeksplorasi jalur menuju kebijakan pangan yang berkelanjutan. Dengan fokus pada keterlibatan pemuda, diskusi bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh sistem pangan dan mempromosikan solusi inovatif.
Isu Utama yang Dibahas
Pertemuan ini mengidentifikasi beberapa tantangan kritis yang memengaruhi lanskap pangan Indonesia:
- Pola Konsumsi: Perubahan kebiasaan konsumsi dan meningkatnya popularitas makanan instan.
- Politik Pertanian: Perlunya dukungan yang lebih kuat untuk petani lokal di tengah meningkatnya impor.
- Perubahan Iklim: Dampak lingkungan dari produksi pangan dan konsumsi daging yang berlebihan.
- Pemborosan Pangan: Banyaknya pemborosan pangan yang terjadi, bersama dengan kekhawatiran mengenai sampah plastik.
Kegiatan Utama
Acara ini menampilkan berbagai kegiatan yang dirancang untuk mendorong dialog dan kolaborasi di antara peserta:
- Diskusi Kebijakan: Strategi untuk mentransformasi sistem pangan dibahas dengan fokus pada perspektif pemuda.
- Berbagi Pengalaman: Para peserta berbagi wawasan pribadi dan aspirasi terkait dengan sistem pangan.
- Membangun Solidaritas: Upaya dilakukan untuk menyatukan aktivis pemuda yang terlibat dalam inisiatif pangan lokal.
Kebijakan Nasional untuk Transformasi Sistem Pangan (Pak Irfan, BAPPENAS)
- Penurunan Tenaga Kerja Pertanian: Menyebutkan berkurangnya jumlah pemuda yang memasuki sektor pertanian akibat prospek pendapatan yang rendah.
- Ketahanan Pangan: Menyoroti tantangan di daerah seperti NTB, di mana konsumsi pangan masih tidak mencukupi.
- Rencana Jangka Panjang: Menekankan agenda pembangunan nasional 2025-2045 yang berfokus pada hak pangan dan penguatan institusi.
Keragaman dalam Konsumsi Pangan (Bu Rina, BAPANAS)
- Keanekaragaman Hayati yang Kaya: Beragam sumber pangan Indonesia dipresentasikan sebagai hal penting untuk pola makan yang sehat.
- Keterlibatan Pemuda: Peran pemuda sebagai agen perubahan dalam mempromosikan praktik berkelanjutan ditekankan.
Tantangan dalam Sistem Pangan (Pak Burhan, KEHATI)
- Kerentanannya dan Kenaikan Harga: Membahas dampak ekonomi dan sosial dari kenaikan harga pangan.
- Kedaulatan Pangan: Mengadvokasi sistem pangan berbasis komunitas dan produksi pangan lokal.
Eksperimen Memantik Cinta Lewat Rasa (Gita, Koalisi Ekonomi Membumi)
- Koalisi Ekonomi Membumi: Sebuah gerakan gotong royong 34 organisasi untuk memperkuat sistem ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi keanekaragaman hayati.
- Investasi Hilirisasi Indonesia: 91,72% dari target investasi hilirisasi Indonesia hingga 2040 difokuskan pada minyak, batubara, dan mineral lainnya.
- Penguatan Rantai Nilai Inovasi Keanekaragaman Hayati: Fokus pada agroforestri dan pertanian regeneratif.
- Makanan Bergizi Gratis: LKPP merancang kebijakan agar pemerintah daerah mengadakan pangan lokal.
Berdaulat dengan Pangan Lokal (Pak Ahmad Arif, Reporter Kompas)
- Masalah Sistem Pangan Indonesia: Terdapat masalah di seluruh rantai pangan, mulai dari produksi, pemrosesan, distribusi, hingga konsumsi.
- Kekurangan Gizi: Lebih dari separuh penduduk Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi, berisiko obesitas.
- Perubahan Pola Konsumsi: Konsumsi pangan meningkat sementara produksi menurun, dengan lebih dari 50% konsumsi beras berasal dari Jawa, yang hanya mencakup kurang dari 7% luas lahan Indonesia.
- Contoh Perubahan Pola Konsumsi: Di NTT, masyarakat yang sebelumnya mengonsumsi jagung kini beralih ke beras, menjadikan NTT sebagai konsumen terbesar beras.
- Food Estate: Contoh di Merauke, pemerintah menjadikan daerah ini lumbung pangan dunia.
- Kedaulatan Pangan: Daerah seperti Boti dan Pulau Timor Timur memiliki kedaulatan pangan yang baik.
- Transformasi Sistem Pangan: Keberagaman sumber pangan, pemanfaatan kebijakan dari sistem pangan lokal, dan pemenuhan kebutuhan pangan yang lebih beragam selain beras dan terigu.
- Program Makan Siang Gratis: Dapat diimplementasikan dengan anggaran Rp 15.000, asalkan menggunakan pangan lokal dan melibatkan masyarakat lokal.
Sesi Tanya Jawab
Para peserta terlibat dalam diskusi yang hidup mengenai topik-topik seperti:
- Pendapatan Petani: Strategi untuk meningkatkan penghasilan petani melalui peningkatan koneksi pasar.
- Edukasi Pangan Lokal: Perlunya peningkatan kesadaran di kalangan masyarakat mengenai sumber pangan lokal.
- Dukungan Pemerintah: Pentingnya dukungan pemerintah terhadap inisiatif pertanian lokal.
- Pemetaan pangan lokal dan pasar terbatas: Program tetap berjalan, kunci kolaborasi dan pengawasan implementasi. Food estate kurang studi kelayakan, ketahanan pangan dimulai dengan konsumsi pangan lokal.
- Pengelolaan SDA untuk pangan lokal: Bantuan pangan melumpuhkan produksi lokal, seperti di Boti yang memilih pangan lokal.
- Kesadaran remaja kota terhadap nutrisi pangan: Pemerintah fokus pada target-target yang ditetapkan.
Acara Hari Pangan Sedunia ini menekankan pentingnya reformasi kebijakan yang komprehensif, keterlibatan aktif masyarakat, dan pendekatan inovatif untuk membangun sistem pangan yang tangguh dan inklusif di Indonesia. Keterlibatan aktif pemuda dianggap sangat penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di sektor pangan.
Hari ke 2: 19 Oktober 2024
Pada 19 Oktober 2024, pemuda dari berbagai daerah dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi mengenai naskah "Transformasi Sistem Pangan Negara Kepulauan: Suara Masyarakat Sipil untuk Perubahan Kebijakan Menuju Sistem Pangan yang Beragam, Adil, dan Lestari". Setiap kelompok menyajikan solusi dari 8 agenda yang terdapat dalam naskah tersebut. Hasil diskusi ini kemudian menghasilkan deklarasi Orang Muda Peduli Pangan Lokal dan terbentuklah komunitas baru anak muda yang bernama Orang Muda Peduli Pangan Lokal (OMPPL).