Jika mendengar kata “makanan” yang kita bayangkan tentunya beragam hidangan lezat. Bahkan kita teringat akan sensasi wangi makanan dan rasa gurih, asin, manis, asam serta pedas dari bumbu penyedap. Membayangkannya saja membuat selera makan bergelora.
Bagi semua makhluk hidup termasuk manusia, makanan merupakan sumber energi yang diperlukan tubuh seperti karbohidrat, lemak, protein dan zat-zat lainnya yang mendukung pertumbuhan tubuh dan menjaga keseimbangan proses-proses dalam tubuh sehingga dapat beraktivitas dengan normal. Namun fungsi makanan semakin berkembang karena inovasi yang terus dilakukan manusia. Makanan menjadi bagian dari identitas kebudayaan masyarakat wilayah tertentu dan menjadi daya tarik dalam bisnis pariwisata serta industri hiburan.
Sejak fenomena “Korean Wave” terjadi 2 dekade terakhir secara global hingga ke Indonesia, masyarakat terkhususnya generasi milenial hingga generasi z tidak hanya menyukai drama korea dan musik kpop tetapi juga kulinernya. Tren mukbang menjadi bagian yang tak kalah penting dalam mengenalkan kuliner dari negara yang juga terkenal dengan kecanggihan teknologinya tersebut.
Lalu bagaimana dengan kuliner Indonesia? Tentu hidangan khas Indonesia tak kalah beragamnya karena terdapat 34 provinsi yang setiap wilayahnya memiliki menu beragam pula. Diantaranya Rendang yang berasal dari Sumatera Barat, Coto Makassar dari Sulawesi Selatan, Rawon dari Jawa Timur, Ketoprak dari Jakarta, Bagar ikan dari Bengkulu dan masih banyak lagi. Kesegaran dan sensasi rasa yang dihasilkan dari rempah-rempah bumbu penyedap makanan tersebut membuatnya semakin digemari banyak orang. Makanan tersebut telah mewakili daerahnya masing-masing karena mencerminkan identitas kebudayaan serta menjadi bagian penting yang perlu didapatkan ketika orang-orang berwisata ke daerah.
Mengingat banyaknya makanan dari negara luar yang turut meramaikan kuliner negara zamrud khatulistiwa ini dan inovasi di bidang pangan terus berkembang, agar masakan khas nusantara ini tidak terlupakan oleh masyarakat perlu dilakukan pendokumentasian teknik memasak, resep, model pengelolaan dan pengenalan secara terus menerus antar generasi. Karena makanan bukan hanya soal mengenyangkan, tapi ada nilai dan kisah dibalik hidangan tersebut yang layak dihargai sebagai penanda keberadaan sebuah bangsa. Ya walaupun sejarah telah mencatat bahwa sudah sejak ratusan tahun lalu kuliner nusantara dalam perkembangannya juga dipengaruhi oleh masakan dari Tionghoa, India, Arab, dan Eropa.
Untuk membahas lebih lanjut tentang kuliner khas Indonesia, Blog PARARA ini akan menyediakan beragam pengetahuan masyarakat di akar rumput yang ditemani konsorsiumm, mengenai ragam pangan, model pengelolaannya, dan resep-resep memasaknya, dalam edisi Agustus hingga September mendatang. Selain untuk mengenalkan makanan, ini menjadi usaha dalam menjaga keunikan budaya nusantara di bidang pangan. Sampai jumpa di blog selanjutnya.